“Membangun Digital Talent dan Low Carbon Economy untuk Keuangan Berkelanjutan”
Perkembangan digitalisasi keuangan yang pesat menjadi sebuah keniscayaan. Ini merupakan indikasi bahwa kita hidup di tahap awal revolusi digital. Revolusi ini bergerak cepat dan mengubah struktur ekonomi dan sistem keuangan global. Industri keuangan tradisional telah ditantang untuk meningkatkan kapasitasnya untuk beradaptasi dengan gelombang baru inovasi digital. Transformasi digital di industri keuangan tradisional tidak hanya didorong oleh efisiensi, tetapi juga keinginan untuk menghindari eksodus nasabah lama yang menuntut proses transaksi keuangan yang lebih nyaman dan efisien. Perkembangan teknologi ini juga memunculkan model bisnis baru di bidang keuangan dengan bertambahnya perusahaan rintisan dan teknologi penyedia jasa keuangan.
Presiden telah dengan jelas memberikan arahan bahwa kita harus membajak momentum pandemi COVID-19 dan melakukan lompatan besar sebagai upaya nyata untuk membangkitkan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan bangsa. Arahan tersebut direalisasikan dengan mempercepat agenda transformasi digital nasional melalui 5 (lima) langkah yaitu mempercepat pembangunan infrastruktur digital dan penyediaan layanan internet, mempersiapkan roadmap transformasi digital di sektor-sektor strategis, mempercepat integrasi pusat data nasional, mengembangkan sumber daya manusia dan talenta digital, serta menyiapkan berbagai regulasi dan skema pembiayaan untuk mendukung ekosistem digital. Lima langkah percepatan transformasi digital yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo menjadi fondasi bagi pengembangan roadmap Indonesia Digital.
Oleh karena itu, ekosistem inovasi keuangan digital perlu terus dikembangkan untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara memfasilitasi inovasi keuangan digital dan memastikan kerangka kerja pengawasan dan perlindungan konsumen keuangan yang kuat. Inovasi digital berkembang pesat dalam ekosistem yang kuat di mana investasi, akselerator, dan talenta terhubung dengan regulasi dan perlindungan pelanggan. Mengatur inovasi keuangan berbasis teknologi mendapat manfaat dari kolaborasi antara pemangku kepentingan dan mitra industri strategis.
Bersamaan dengan terjadinya transformasi digital tersebut, masyarakat global juga menghadapi dampak perubahan iklim. Siklus alam yang tidak seimbang telah memacu meningkatnya permasalahan lingkungan hidup dan sosial. Di saat masyarakat global tengah menghadapi pandemi Covid-19, perubahan iklim disinyalir dapat meningkatkan variabilitas pola cuaca sehingga dapat mempercepat penularan penyakit. Pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh belahan dunia, telah memicu krisis extraordinary dan sekaligus menjadi momentum bagi semua pihak untuk melakukan evaluasi pentingnya penerapan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam seluruh aktivitas pembangunan.
Terdapat beberapa tantangan dalam upaya mengubah pola pikir berkelanjutan yang perlu diatasi. Kerja sama yang melibatkan berbagai pihak untuk memitigasi dan beradaptasi terhadap perubahan iklim menjadi solusi utama dalam memastikan investasi pendukung telah memenuhi kategori berkelanjutan dengan mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola. Dalam konteks ini, sektor Jasa Keuangan memiliki peran penting dalam mempercepat proses pemulihan ekonomi melalui perubahan pola bisnis konvensional menjadi berkelanjutan. Proses perubahan tersebut perlu dipadukan secara bersama- sama dengan perkembangan teknologi.
Terkait dengan hal tersebut diatas, STIE Indonesia Banking School bermaksud melaksanakan SEMINAR NASIONAL ke 2 yang akan dilaksanakan pada 6 Juli 2022 dengan tema “Membangun Digital Talent dan Low Carbon Economy untuk Keuangan Berkelanjutan” yang dibagi atas 4 kelompok Bidang Keilmuan yaitu Financial Governance & Sustainability, Digital Finance & Management, Islamic Finance & Banking, dan Akuntansi. Seminar Nasional dan Call for Papers ini akan bisa menampung semua hasil penelitian dosen dan mahasiswa dari seluruh Perguruan Tinggi serta peneliti lainnya di seluruh Indonesia.